Penjelasan: Resensi Adalah

Resensi Adalah - Apakah Anda adalah salah satu orang yang sedang mencari informasi mengenai Resensi Adalah? Atau hanya iseng-iseng saja membuka internet lalu tanpa sengaja menemukan situs PakDosen ini? Terlepas mana saja yang Anda pilih, yang jelas PakDosen ucapkan selamat datang untuk teman-teman semuanya.

Mungkin ada situs lain selain situs Pakdosencoid yang juga mengulas tentang Resensi Adalah, akan tetapi berhubung Anda sudah terlanjur berada disini, maka ada baiknya jika Anda melanjutkan membaca artikel ini hingga selesai, sebab ada pepatah yang bilang; "sambil menyelam minum bir" eh air. Jadi selain mendapatkan wawasan baru Anda bisa memperoleh hal lain juga hehehe. Oke, tidak usah ngelantur sana-sini lagi, yuk langsung saja disimak penjelasannya dibawah ini.

Pembahasan Lengkap Resensi Adalah

Selamat datang di Dosen.co.id, web digital berbagi ilmu pengetahuan. Kali ini PakDosen akan membahas tentang Resensi? Mungkin anda pernah mendengar kata Resensi? Disini PakDosen membahas secara rinci tentang pengertian, pengertian resensi menurut para ahli, jenis, faktor, tujuan, manfaat, unsur, langkah, bagian, fungsi, ciri dan contoh. Simak Penjelasan berikut secara seksama, jangan sampai ketinggalan.

Resensi: Pengertian, Jenis, Faktor Serta Tujuan dan Manfaat Resensi

Pengertian Resensi

Resensi berawal dari bahasa Belanda yakni “Resentie” dan dari bahasa latin yakni “Recensio” yang mempunyai arti membahas kembali. Sementara dalam kamus KBBI Resensi mempunyai arti sebuah analisis buku. Jadi bisa didefinisikan, resensi ialah analisis kembali sebuah karangan baik dari buku, film maupun album. Pengarang resensi terjadi dari keutamaan, kelemahan dan keterangan yang terdapat dari buku dan mencapai kepada rakyat.


Pengertian Resensi Menurut Para Ahli

Berikut ini adalah pengertian resensi menurut para ahli yaitu:

1. Menurut WJS. Poerwadarminta (Dalam Romli, 2003:75)

Mengemukakan bahwa resensi secara bahasa sebagai pertimbangan atau perbincangan tentang sebuah buku yang menilai kelebihan atau kekurangan buku tersebut, menarik-tidaknya tema dan isi buku, kritikan, dan memberi dorongan kepada halayak tentang perlu tidaknya buku tersebut dibaca dan dimiliki atau dibeli.


2. Menurut Panuti Sudjiman (1984)

Resensi adalah hasil pembahasan dan penilaian yang pendek tentang suatu karya tulis. Konteks ini memberi arti penilaian, mengungkap secara sekilas, membahas, atau mengkritik buku.


3. Saryono (1997:56)

Menjelaskan pengertian resensi sebagai sebuah tulisan berupa esay dan bukan merupakan bagian suatu ulasan yang lebih besar mengenai sebuah buku. Isinya adalah laporan, ulasan, dan pertimbangan baik-buruknya, kuat-lemahnya, bermanfaat-tidaknya, benar-salahnya, argumentatif-tidaknya buku tersebut. Tulisan tersebut didukung dengan ilustrasi buku yang diresensi, baik berupa foto buku atau foto copi sampul buku.


4. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

Resensi adalah pertimbangan atau pembicaraan tentang buku, ulasan buku.


Jenis-Jenis Resensi

Berikut ini ada beberapa jenis-jenis resensi, yakni sebagai berikut:

  • Resensi Informatif

Resensi Informatif ialah resensi yang hanya memberikan isi dari resensi sebagai ringkas dan terbuka dari kelengkapan buku maupun karangan.


  • Resensi Deskriptif

Resensi Deskriptif ialah resensi yang berdiskusi secara menyeluruh pada setiap penggalan atau babnya.


  • Resensi Kritis

Resensi kritis ialah resensi yang berupa uraian menyeluruh dengan metodologi ilmu pengetahuan spesifik. Isi dari resensi sering responsif dan ilmiah dalam mengevaluasi isi buku.


Faktor-Faktor Resensi

Berikut ini ada beberapa faktor-faktor resensi, yakni sebagai berikut:

1. Isi Resensi

Isi resensi buku berisi tentang abstrak, uraian sedikit buku dengan cuplikan semampunya, kualitas dan kekurangan buku, rumusan kondisi buku dan pemakaian bahasa.


2. Penyusun Data

Berikut ini terdapat 6 bagian penyusun data, antara lain sebagai berikut:

  1. Judul buku
  2. Penulis
  3. Pencetak
  4. Tahun cetak serta penerbitnya
  5. Format buku
  6. Harga buku

3. Judul Resensi

Judul resensi mempunyai kecocokan dengan isi resensi yang dibuat. Judul yang dibuat diupayakan memikat karena akan membagiakn nilai lebih.


4. Penutup Resensi

Pada komponen penutup biasanya berkualitas keterangan kenapa buku tersebut dicatat dan terhadap siapa buku tersebut ditujukan.


Tujuan Resensi

Berikut ini ada beberapa tujuan dari resensi, yakni sebagai berikut:

  • Dikerjakan sebuah resensi membawa para pembaca untuk membahas dan berdialog lebih jauh tentang kejadian yang di ambil dari dalam karangan yang dibuat resensi.
  • Resensi dibuat untuk membagikan pengenalan serta penjelasan secara menyeluruh kepada pembaca tentang sebuah karangan yang diresensi.
  • Membagikan pandangan kepada pembaca tentang kepantasan sebuah karangan untuk dibaca maupun diterbitkan.
  • Membagikan jawaban tentang permasalahan dari pembaca, apabila sebuah karangan diterbitkan.

Manfaat Resensi

Berikut ini ada beberapa manfaat dari resensi, yakni sebagai berikut:

  • Bahan pertimbangan

Membagikan cerita kepada para pembaca mengenai suatu karangan dan mengontrol mereka atas karangan tersebut.


  • Nilai ekonomis

Memperoleh uang atau bayaran dan buku yang diresensikan secara cuma-cuma dari pengarang buku jika resensinya ditampakan di koran atau majalah.


  • Sarana promosi buku

Buku yang diresensikan ialah buku perdana yang belum sudah diresensi. Dengan begitu, resensi ialah penghubung untuk menawarlan buku perdana tersebut.


  • Memajukan inspirasi

Semakin suka menulis, kemudian semakin rajin menulis untuk setiap perorangan. Hal ini dibuatkan untuk memajukan inspirasi menulis.


Unsur-unsur Resensi

Dalam membuat resensi, terdapat unsure-unsur yang harus dipenuhi agar resensi yang dibuat menjadi jelas dan berkualitas. Berikut ini adalah beberapa unsur yang harus ada dalam pembuatan resensi yaitu:

1. Judul Resensi

Judul resensi harus memiliki keselarasan dengan isi resensi yang dibuat. Judul yang menarik juga akan memberi nilai lebih pada sebuah resensi.


2. Menyusun data buku

Penyusunan data buku dapat dilakukan sebagai berikut:

  • Judul buku
  • Pengarang
  • Penerbit
  • Tahun terbit beserta cetakannya
  • Dimensi buku
  • Harga buku

3. Isi resensi buku

Isi resensi buku memuat tentang sinopsis, ulasan singkat buku dengan kutipan secukupnya, keunggulan dan kelemahan buku, rumusan kerangka buku dan penggunan bahasa.


4. Penutup resensi buku

Pada bagian penutup biasanya berisi alasan kenapa buku tersebut ditulis dan kepada siapa buku tersebut ditujukan.


Langkah-Langkah Penulisan Resensi

Berikut ini akan dijelaskan tahap-tahap dalam penulisan sebuah resensi buku.

  • Tahap Persiapan

Dalam tahap ini, hal yang perlu dilakukan antara lain: memilih jenis buku yang akan diresensi, buku tersebut adalah buku-buku baru, dan membuat anatomi buku.


  • Tahap Pengerjaan

Membaca dengan detail dan mencatat hal-hal penting. Sebelum membuat resensi, bacalah terlebih dahulu buku yang akan diresensi hingga tuntas lalu mencatat kutipan dan kata-kata penting di dalamnya. Membuat isi resensi, diantaranya:

  1. Membuat informasi umum tentang buku yang diresensi.
  2. Menentukan judul resensi.
  3. Membuat ringkasan secara garis besar.
  4. Memberikan penilaian buku.
  5. Menonjolkan sisi lain dari buku yang diresensi.
  6. Mengulas manfaat buku tersebut bagi pembaca.
  7. Penilaian dari segi kelengkapan karya, EYD dan sistematika resensi.

Bagian Resensi

Berikut ini adalah beberapa struktur resensi yaitu:

1. Judul resensi

Judul resensi merupakan identitas suatu karya tulis sama halnya dengan judul buku. Contoh: The  Coke Machine, Kebenaran Kotor di Balik Minuman Ringan Favorit Dunia.


 

2. Identitas buku

Identitas buku meliputi: judul buku, nama pengarang, nama penerbit, ketebalan buku, tahun terbit, dan nomor edisi.
Contoh: 1. Identitas buku
Judul buku               : Hujan Kepagian
Pengarang                : Nugroho Notosusanto
Penerbit                    : Balai Pustaka
Tahun Terbit             : 2011
Jumlah Halaman       : vi+62 halaman

 3. Pendahuluan

Berisi latar belakang pengarang, keahlian, sikap-sikap, dan karya-karya yang dihasilkan olehnya. Biasanya kita bisa menemukan informasi mengenai pengarang pada bagian awal atau akhir pada buku.
Edy Karsono ialah pengarang dari buku berjudul Pantai dan Kehidupannya yang mengungkapkan bahwa pantai itu manfaatnya bukan hanya sebagai tempat berekreasi, banyak sekali manfaat-manfaat pantai yang sangat penting bagi manusia. Contohnya saja dalam bidang ekonomi, pantai sangat bermanfaat bagi penduduk sekitarnya untuk mencari nafkah sebagai nelayan.

 4. Inti/Isi Resensi

Berisi ulasan utama tentang buku/novel.
Kumpulan cerpen Hujan Kepagian terdiri atas 6 buah cerita. Cerpen tersebut mengisahkan tentang kesaksian tentang revolusi kemerdekaan. Perlu diketahui bahwa tidak banyak karya sastra menampilkan kisah-kisah di revolusi, yang kisahnya dialami sendiri oleh pengarangnya. Perang yang diceritakan dalam cerpen tidak hanya dilihat dari sudut peristiwa yang berkaitan dengan tindakan-tindakan serba heroik para pelakunya. Dalam buku Hujan Kepagian ini juga bisa dilihat banyak sisi yang lebih manusiawi. Pengarangnya sendiri juga terlibat langsung dalam perjuangan kemerdekaan saat menjadi anggota tentara pelajar.

5. Keunggulan

Berisi ulasan tentang kelebihan buku.
Keunggulan Isi Buku
·     Organisasi Buku :
Pengalaman-pengalaman selama revolusi ini sangat menarik. Dalam buku ini antara satu  peristiwa dengan peristiwa lainnya terdapat keterkaitan sehingga mampu menarik pembaca.
·     Isi Buku :
Dilihat dari isinya ceritanya sangat unik, menarik sehingga layak untuk dibaca.
·     Bahasa :
Dilihat dari segi bahasa yang digunakan pengarang sederhana, akan tetapi memikat. Kalimat- kalimat dalam paragraf disusun secara runtut sehingga mudah dipahami.

 6. Kekurangan

Berisi ulasan yang berkaitan dengan kelemahan-kelemahan buku.
    Kelemahan Isi Buku
  Kelemahan buku ini adalah kebiasaan pengarang menggunakan beberapa kosakata Belanda,sehingga pembaca kurang memahami arti kata tersebut.

 7. Penutup

Berisi simpulan/pandangan penulis atas buku atau novel.
     Kesimpulan : Buku kumpulan cerpen “Hujan Kepagian” ini cukup menarik, karena buku ini menceritakan kesaksian tentang revolusi kemerdekaan. Dan hanya sedikit karya sastra yang menampilkan kisah-kisah di sekitar revolusi yang dialami oleh si pengarang. Selain itu,  buku ini juga memilliki amanat yang mengajak kita generasi muda untuk tetap berjuang mempertahankan kemerdekaan bangsa ini dan selalu berbuat baik.

Fungsi Resensi

Berikut ini adalah fungsi dari resensi yaitu:

Resensi buku mempunyai berbagai fungsi. Hal ini bergantung pada siapa yang menggunakannya. Dilihat dari subyek penggunanya, Saryono (1997:58—59) membagi menjadi empat fungsi resensi, yaitu:

  • Bagi penulis, resensi buku dapat berfungsi untuk mendapatkan balikan dan saran tentang buku yang ditulisnya, memperoleh sejauh mana sambutan masyarakat terhadap buku yang ditulisanya, dan penerimaan atas buku yang ditulisnya.
  • Bagi penerbit, resensi buku berfungsi untuk memperkenalkan buku-buku yang diterbitkannya, memperhatikan sambutan dan penerimaan masyarakat atas buku yang diterbitkannya (unsur promosi), dan mendapatkan balikan dan saran demi kebaikan buku yang diterbitkannya.
  • Bagi penerbit media massa, resensi buku dimanfaatkan sebagai berita khas yang memberikan informasi cukup cermat,teliti, memadai, dan menarik pembaca.
  • Para pembaca khusus memanfaatkan resensi untuk medium dalam menguji atau mengembangkan suatu topik atau masalah. Sementara itu, para pembaca umum menggunakan resensi sebagai sumber informasi dan panduan tentang buku-buku yang baik dan tidak, buku-buku yang perlu atau layak dibeli, dan buku-buku yang isinya patut diikuti atau diperhatikan.

Ciri-Ciri Resensi

Resensi yang baik mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

1. Ada Judul Resensi

Judul objek atau karya tidak tepat jika dijadikan sebagai judul resensi. Judul resensi harus mencerminkan keunggulan karya itu supaya pembaca tertarik membaca resensi itu. Pada akhirnya diharapkan pembaca membeli karya itu. Sebab, tujuan resensi memang mempromosikan karya yang dibahas itu.


2. Identitas Buku

Meliputi judul buku, nama pengarang, nama penerbit, nama kota penerbit, jumlah halaman, harga buku, cetakan ke berapa. Kalau buku itu terjemahan, disebutkan juga nama penerjemahnya bahkan editornya. Sebab, buku terjemahan itu akan diterima pembaca atau tidak, bergantung pada kapasitas dan kualitas penerjemahnya. Nama pengarang penting sekali dicantumkan sebab sebuah karya tidak akan lepas dari siapa yang melahirkan karya tersebut. Kadang diperlukan juga perbandingan dengan karyanya yang lain jika penulis itu cukup produktif. Mengungkap kualitas dan kapasitas penulis sangat membantu nada promosi dalam resensi selama tidak memihak.

3. Sinopsis atau Ulasan Buku

Sinopsis atau ringkasan karya perlu disampaikan secara selintas kepada pembaca. Ini membantu pembaca memahami buku atau karya yang sedang dibahas. Sedang dalam ulasan, penulis resensi mengungkapkan tujuan dan latar belakang penulis aslinya atau penulis buku.

4. Kelemahan Buku

Demi menjaga objektivitas ,seorang penulis resensi dituntut membahas sebuah karya apa adanya. Artinya, berani mengungkap karya itu tidak hanya dari segi kelebihan tetapi juga kekurangannya. Ini sangat bermanfaat bagi penulis karya tersebut. Masukkan ini berguna untuk revisi atau peningkatan terbitan karya- karya berikutnya. Sedang manfaat untuk pembaca, sebagai pertimbangan perlu tidaknya karya itu dinikmati pembaca.

5. Kelebihan Buku

Uraian tentang kelebihan buku akan menjadi nilai jual buku yang paling potensial. Dengan membaca kelebihan buku, pembaca akan tergerak untuk membaca karya aslinya dengan kata lain membeli karya tersebut.Jangan sampai pembaca kecewa setelaj membaca buku aslinya.

Contoh Resensi

Berikut ini adalah contoh resensi cerpen yaitu:

1. Indentitas Cerpen

  1. Judul Cerpen: Setangkai Bunga Bermahkota Biru
  2. Nama Pengarang  Umar Said
  3. Tempat Terbit: Yogyakarta
  4. Tanggal Terbit: 5 April 2009
  5. Jumlah Halaman: 3 Halaman
  6. Jumlah kata-kata: 1253 kata

2. Sinopsis Cerpen

Puspita, seorang gadis yang banyak tahu akan tentang makna bunga mulai dari jenis bunga, makna tiap bunga yang ia kenal, warna bunga, dan semua bagian-bagian bunga ia dapat mengartikan setiap bagian dari bunga yang dikenalnya. Suatu hari ada seorang pria dengan sangat memprihatinkannya duduk disebuah taman bersama seorang adiknya yang bermain di taman ditaman tersebut. Puspita yang heran lantas menghampiri seorang pria yang tengah termenung juga.

Kebetulan juga pria tersebut menyukai bunga walaupun ia sempat berkata “Aku juga tidak tahu kapan aku mulai menyukai bunga” pria itu berkata kepada Puspita tentang satu bunga yang pernah pria itu milikki, tanpa enggan Puspita menikmati cerita pria tersebut. Sekuntum bunga bukan anggrek dan bukan juga mawar. Puspita yang mendengarnya langsung seloroh saja bercerita tentang bunga anggrek sepengetahuannya; “Aku mengenal anggrek. Tahukah kau, anggrek adalah simbol cinta, kemewahan, dan keindahan.” Si pria hanya menjawab “aku tahu.” “Bangsa yunani menggunakan anggrek sebagai simbol kejantanan.


Dan bangsa tiongkok percaya aroma anggrek berasal dari tubuh kaisar mereka. Jika anggrek muncul di mimpi seseorang, hal itu dipercaya sebagai simbol dari kebutuhan akan kelembutan, romantisme, dan kesetiaan. Bahkan anggrek jadi bahan baku utama dari ramuan cinta. Begitu dahsyat bukan?” Gadis itu panjang lebar menceritakan kembali tentang bunga anggrek. Lama-kelamaan si pria justru ingin mendengar tentang bunga mawar dan dengan senang hati Puspita bercerita; “Dari budaya barat, kita mengenal mawar sebagai cinta dan kecantikan,” imbuh si gadis.


Bahkan di Inggris mawar dijadikan bunga nasional. Di Kanada, bunga mawar liar merupakan bunga provinsi Alberta. Di Amerika Serikat, bunga mawar merupakan bunga negara bagian Iowa, North Dakota, Georgia, dan New York. “Mawar merupakan lambang dunia!,” teriak gadis itu lantang bersemangat. Puspita melanjutkan; “Biasanya untuk menyatakan seberapa besar cinta. Satu tangkai berarti cintaku hanya untukmu seorang. Dua tangkai, kau dan aku saling mencintai. Tiga tangkai, aku cinta kamu. “Semakin banyak, semakin kuat maknanya.” 100 tangkai, jadilah pasangan yang mengasihi sampai lanjut usia.


144 tangkai, mencintaimu pagi hingga malam selama-lamanya. 365 tangkai, memikirkanmu setiap hari, mencintaimu setiap hari. Hingga 1001 tangkai yang melambangkan cinta selamanya.” Si pria hanya berkata “banyak sekali, aku hanya memiliki setangkai.” Dan pria itu menekankan bila pria itu memiliki satu tangkai bunga namun memiliki banyak makna akan bunganya itu, lebih dari seribu tangkai, dan mengartikannya sebagai Cinta Sepenuhnya ujar pria itu, seketika membuat Puspita diam. Kemudian si Gadis bertanya kepada si pria tentang apa warna bunga pria yang dimiliki pria itu, sempat tidak ada jawaban dari mulut si pria. Puspita berkata;”Aku paham tentang warna-warna bunga.” namun akhirnya si pria berkata “bungaku berwarna biru.”


Namun Puspita tidak percaya dengan diperkuat dengan pengetahuaannya tentang warna bunga; “Di mawar saja, merah lambang cinta romantis. Putih, kesucian dan rahasia. Merah jambu, keanggunan dan kelembutan. Kuning, persahabatan dan kegembiraan. Jingga, hasrat dan semangat, cinta yang mulai tumbuh. Tak ada warna biru,” jelas gadis itu. namun pria itu bersikeras bila bunganya berwarna biru;
“Tapi aku ingat, bunga itu bermahkota biru.”
“Apakah kau merasa kehilangan? Seperti aku kehilangan makna warna biru.”
“Bisa jadi.”
“Jadi warna itu tinggal kenangan? Mengapa kau tak memanamnya lagi?”
“Tidak.”
“Mengapa?”
“Karena aku takkan menanam bunga yang telah layu.”
Si gadis menatap heran. Ia tak mengerti. Seharusnya bukankah pria itu bisa menanamnya lagi. Lelaki itu hanya menatap taman yang penuh dengan bunga putih. Namun setelah berpikir beberapa saat, si gadis baru mengerti. Tiba-tiba langit mendung. Suasana sedikit temaram. Romantis. Titik-titik gerimis menyirami. Sejuk rasanya. Tercium aroma wangi tanah.
“Dan sekarang inginkah kau memiliki bunga lagi?”
“Tentu saja.”
“Benarkah?”
“Benar. Kenapa tidak.”
“Jika ada bunga berwarna biru, benar mau?”
“Yakin. Mau.”
“Kau tahu namaku Puspita?”
“Iya. Aku tahu.”
“Tahukah kau maknanya?”
“Tidak. Memangnya?”
“Puspita itu bunga. Sekarang jadikan aku bungamu.”
Seketika si lelaki mengalihkan pandang dari taman. Bola matanya haru menatap tajam ke gadis bergaun biru itu.


3. Analisis Unsur Instrinsik

  • Tema : Bunga yang Melambangkan Cinta
  • Setting : Suatu sore yang mendung di suatu taman dengan penuh bunga putih
  • Alur : Campuran
  • Tokoh : Si Pria kaku dan Puspita, gadis banyak tahu tentang makna bunga
  • Perwatakan: Si Pria ( kaku dan banyak diam ), Puspita ( cerdas dan sangat ingin tahu )
  • Sudut Pandang : Pengarang sebagai orang ketiga yang banyak tahu
  • Amanat : “Segala sesuatu yang telah tercipta dalam kehidupan ini tidak dilahirkan begitu saja tanpa makna dan sebuah arti. Contoh ringanya setangkai bunga yang tiap-tiap bentuk, jumlah tangkai, warna mahkota, dan harumnya. Seperti yang Puspita ceritakan. Jadi, semua yang ada pada kehidupan kita ini memiliki artinya sendiri sama seperti manusia yang memiliki arti hidupnya masing-masing dengan bunganya masing-masing.”

4. Analisis Unsur Ekstrinsik

  1. Nilai moral : cinta selalu membawa keindahan bagi setiap memilikinya beribu-ribu kali indahnya dari memiliki seribu tangkai bunga mawar.
  2. Nilai sosial : semua hal yang telah tercipta memiliki maknanya sendiri-sendiri, tidak terlahir tanpa mempunyai maksud dan tujuannya.

5. Keunggulan Cerpen

  • Menawarkan banyak pengetahuan didalam isi cerita cerpen ini seperti halnya makna bunga-bunga yang indah.
  • Bahasanya yang ringan dan mudah dimengerti.
  • Tokohnya terdiri dari dua tokoh yang membuat cerita menjadi satu-kesatuan cerita yang padu, tanpa menghadirkan tokoh yang berlebihan didalam cerita.
  • Ceritanya menganut cerita yang mudah dipahami oleh kalangan remaja saat ini sehingga memungkinkan menarik minat baca kaum muda.

6. Kelemahan Cerpen

  1. Cerita yang terlalu panjang dan menggantung.
  2. Pembaca harus benar-benar mengerti jalan ceritanya karena pemikiran pengarang yang tinggi sehingga ceritanya sulit untuk dicerna.

7. Kesimpulan

“Berdasarkan dari keungglan dan kelemahan cerpen diatas, sebagai perensensi suatu bacaan menilai cerpen atau bacaan ini layak untuk di publikasikan di masyarakat.”

Demikian Penjelasan Materi Tentang Resensi Adalah: Pengertian, Pengertian Resensi Menurut Para Ahli, Jenis, Faktor, Tujuan, Manfaat, Unsur, Langkah, Bagian, Fungsi, Ciri dan Contoh  Semoga Materinya Bermanfaat Bagi Siswa-Siswi.

The post Resensi Adalah first appeared on PAKDOSEN.CO.ID.

ARTIKEL PILIHAN PEMBACA :
Memuat...

Jika dirasa setelah membaca ulasan tentang Penjelasan: Resensi Adalah ada yang masih kurang jelas, tidak usah ragu-ragu untuk menghubungi pakdosencoid . blogspot. com melalui kolom komentar yang ada dibawah postingan ini. PakDosen akan dengan senang hati menjawab setiap pertanyaan dari Anda. Terima kasih sudah berkunjung dan membaca uraian diatas hingga selesai. Sampai jumpa di pembahasan selanjutnya.

Comments

Popular posts from this blog

√ Pengertian Audit Manajemen

Penjelasan: Yurisprudensi Adalah

Penjelasan: Hak Cipta