Penjelasan: Borderline Personality Disorder
Mungkin ada situs lain selain situs Pakdosencoid yang juga mengulas tentang Borderline Personality Disorder, akan tetapi berhubung Anda sudah terlanjur berada disini, maka ada baiknya jika Anda melanjutkan membaca artikel ini hingga selesai, sebab ada pepatah yang bilang; "sambil menyelam minum bir" eh air. Jadi selain mendapatkan wawasan baru Anda bisa memperoleh hal lain juga hehehe. Oke, tidak usah ngelantur sana-sini lagi, yuk langsung saja disimak penjelasannya dibawah ini.
Pembahasan Lengkap Borderline Personality Disorder
Selamat datang di Pakdosen.co.id, web digital berbagi ilmu pengetahuan. Kali ini PakDosen akan membahas tentang Borderline Personality Disorder?Mungkin anda pernah mendengar kata Borderline Personality Disorder? Disini PakDosen membahas secara rinci tentang Pengertian, ciri, penyebab, cara mengatasi. Simak Penjelasan berikut secara seksama, jangan sampai ketinggalan.
Pengertian Borderline Personality Disorder
Borderline Personality Disorder ( BPD) merupakan suatu bentuk gangguan kepribadian ambang yang ditandai dengan hubungan yang tidak stabil dengan orang lain. Biasanya orang yang mengalami borderline personality disorder cendrung memiliki perasaan takut ditinggalkan dan ditolak, merasa cemas, marah, dan tidak berarti. Mereka juga cenderung menyakiti diri sendiri dan orang lain. Selain itu, penderita BPD juga sering mengalami perubahan mood. Orang yang mengalami bordeline personality disorder biasanya dia akan mencoba mencari cara melepaskan rasa sakit hati tersebut dan biasanya yang dia pilih adalah dengan menyakiti diri sendiri seperti menyanyat pergelangan tangan dengan silet atau membenturkan kepala ke tembok.
Ciri-Ciri Borderline Personality Disorder
Berikut adalah beberapa ciri-ciri borderline personality disorder antara lain yakni:
- Cendrung merasa Khawatir dan cendrung merasa terabaikan, tertolak dan tercampakan.
- Punya pola berhubungan yang labil dan intens. Misalnya mengagumi seseorang pada suatu saat, lalu tiba-tiba menganggapnya tidak peduli atau bahkan jahat.
- Peribahan yang sering terkait identitas diri dan citra diri, termasuk perubahan nilai dan tujuan hidup. Kadang menganggap diri sendiri jelek seperti tidak pernah ada.
- Mengalami masa-masa ketakutan terkait stres dan kehilangan kontak dengan realita.
- Menunjukkan perilaku impulsif dan berbahaya, seperti judi, berkendara ugal-ugalan, seks tidak aman, makan sembarangan, menyalahgunakan obat terlarang, dan sebagainya.
- Menunjukkan perilaku membahayakan diri sendiri dan bahkan upaya bunuh diri.
- Perubahan mood atau suasana hati yang cepat, dari sangat bahagia jadi gampang tersinggung dan gelisah tidak menentu.
- Selalu merasa kesepian.
- Marah-marah untuk sebab yang tidak jelas, nyinyir, dan bahkan sering berkelahi.
- Memiliki pemikiran bahwa dirinya buruk, serta perasaan takut akan diabaikan.
- Dapat membahayakan dirinya sendiri atau melakukan tindakan ceroboh dan tidak bertanggung jawab. Misalnya melukai diri sendiri, mencoba bunuh diri, melakukan hubungan seks tanpa pengaman, penyalahgunaan alkohol, atau makan berlebihan.
- Pasien dengan BPD memiliki sensitivitas yang lebih tinggi terhadap penolakan atau kritik
Penyebab Borderline Personality Disorder
- Faktor Lingkungan merupakan salah satu faktor yang menyebabkan seseorang menderita gangguan borderline personality disorder hal ini biasanya disebabkan oleh faktor lingkungan yang negatif diduga dapat menimbulkan gangguan kepribadian ini. Contohnya adalah riwayat pelecehan dan penyiksaan semasa kecil, atau dicampakkan oleh orangtua. Oleh karena itu, menciptakan lingkungan yang positif, serta relatif aman dan bebas dari berbagai pelecehan verbal dan fisik sangat dibutuhkan. Dengan demikian anak dapat tumbuh dan berkembang lebih sehat serta optimal.
- Genetik menurut beberapa penelitian, gangguan kepribadian dapat diturunkan secara genetik.
- Kelainan pada otak menurut penelitian, penderita BPD memiliki perubahan struktur dan fungsi pada otak, terutama pada area yang mengatur impuls dan emosi. Pada penderita BPD juga diduga terdapat kelainan fungsi dari zat kimia otak atau neurotransmitter yang berperan dalam pengaturan emosi.
- Ciri kepribadian tertentu beberapa tipe kepribadian lebih berisiko untuk mengalami BPD, misalnya kepribadian agresif dan impulsif.
- Punya kerabat yang mengalami BPD jika dalam keluarga ada kerabat yang mengalami BPD, maka kemungkinan untuk mengalami gangguan serupa juga lebih besar.
- Masa kecil yang penuh tekanan pengalaman buruk di masa kecil bisa meningkatkan risiko mengalami BPD saat tubuh menuju dewasa. Masalah keluarga, kekerasan fisik dan seksual, termasuk dalam faktor risiko tersebut.
Cara Mengatasi Borderline Personality Disorder
Berikut adalah beberapa cara untuk mengatasi personality disorder antara lain sebagai berikut:
1. Dengan Terapi Psikologi
Berikut adalah beberapa terapi yang dapat untuk mengatasi borderline personality anatara lain yakni:
- Dialectical Behaviour Therapy (DBT) merupakan salah satu terapi yang cocok bagi pengidap BPD yang rentan secara emosional alias mudah merasa stress atau pengidap yang merasa putus asa, karena emosinya sering diabaikan oleh orang-orang sekitar. Nah, dengan cara berdialog, terapi ini bertujuan agar pengidap dapat mengendalikan emosi, menerima tekanan, dan memperbaiki hubungan dengan orang lain. Terapi perilaku dialektik ini bisa dilakukan secara pribadi atau di dalam sebuah grup konsultasi bersama seorang terapis.
- Mentalization-Based Therapy (MBT) merupakan jenis psikoterapi lainnya yang bisa digunakan untuk atasi gangguan kepribadian BPD adalah terapi berbasis mentalisasi. Terapi ini didasari pada konsep bahwa orang yang mengidap BPD memiliki kapasitas mental yang buruk. Mentalisasi penting untuk memeriksa pikiran dan keyakinan diri sendiri dan menilainya apakah itu berguna, realistis, dan sesuai kenyataan. Selain itu, mentalisasi juga berguna untuk memberikan pemahaman bahwa orang lain juga memiliki pikiran, emosi, dan kepercayaan mereka sendiri, sehingga interpretasi kamu terhadap keadaan mental orang lain mungkin tidak selalu benar. Melalui prosedur MBT ini, pengidap diharapkan dapat mengenali perasaan dan pikirannya sendiri dan tidak memaksakan pikirannya kepada orang lain. Terapi ini dilakukan dalam kurun waktu yang lumayan lama, yaitu sekitar 18 bulan. Untuk perawatan awal, pengidap perlu menginap di rumah sakit untuk menjalani sesi individu setiap hari. Setelah beberapa lama, pengidap bisa melanjutkan terapi dengan rawat jalan.
- Pelatihan Sistem untuk Prediktabilitas Emosional dan Pemecahan Masalah (STEPPS) merupakan sebuah terapi kelompok yang melibatkan anggota keluarga, teman, pasangan, ataupun pengasuh untuk menemani pengidap menjalani terapi yang berlangsung selama 20 menit ini. Terapi ini biasanya digunakan sebagai terapi tambahan bersama psikoterapi lainnya.
- Schema-focused therapy merupakan jenis terapi yang dapat membantu penderita BPD mengenali kebutuhan yang tidak terpenuhi pada periode awal hidup yang dapat memicu pola perilaku hidup negatif. Terapi akan memfokuskan kepada usaha pemenuhan kebutuhan tersebut melalui cara yang lebih sehat agar terbangun pola perilaku hidup yang positif. Sama seperti terapi DBT, terapi ini dapat dilakukan secara perorangan maupun di dalam grup konsultasi.
2. Cobalah Pahami Dan Perhatikan Perasaan Anda
Berikut adalah beberapa cara yang dapat anda lakukan antara lain yaitu:
- Meluangkan sedikit waktu untuk bersikap tenang pada saat Anda mengalami suatu kejadian yang emosional serta memikirkan tentang apa yang Anda rasakan saat itu dapat membuat Anda belajar mengatur emosi.
- Cobalah untuk “mengecek” diri sendiri sepanjang hari selama beberapa kali. Contohnya, Anda dapat beristirahat sejenak dari pekerjaan, lalu menutup mata serta “mengecek” keadaan tubuh serta emosi yang Anda rasakan. Perhatikan apakah Anda merasa sakit secara fisik atau tegang. Pikirkan juga apakah Anda berkutat dengan perasaan atau masalah tertentu selama beberapa waktu. Mengamati perasaan diri sendiri akan membantu Anda mengenal emosi serta mengaturnya dengan lebih baik.
- Cobalah untuk mengenal apa yang Anda rasakan dengan lebih spesifik lagi. Contohnya, daripada berpikir “Saya sangat marah dan saya tidak dapat menahannya!”, cobalah untuk menelusuri asal dari emosi tersebut: “Saya marah karena saya terlambat bekerja; dan saya terlambat karena saya terjebak dalam kemacetan.”
- Sebisa mungkin, cobalah untuk tidak menghakimi emosi yang Anda rasakan pada saat Anda memikirkannya. Contohnya, hindari mengucapkan sesuatu pada diri sendiri seperti, “Saya sangat marah sekarang. Saya adalah orang yang jahat karena saya marah”. Namun, berfokuslah hanya pada proses untuk mengidentifikasi perasaan tersebut tanpa memberikan penghakiman, misalnya “Saya marah. Saya terluka karena teman saya terlambat.
3. Berbicaralah pada diri sendiri tentang hal-hal yang positif
Berikut adalah beberapa cara yang dapat dilakukan seperti:
- Ingatkan pada diri sendiri bahwa Anda pantas merasakan dan mendapatkan cinta serta rasa hormat. Cobalah untuk menemukan kualitas diri yang Anda sukai, misalnya seperti kompetensi diri, kepedulian terhadap sesama, imajinasi, dsb. Ingatlah tentang kualitas yang positif ini ketika Anda berpikir hal-hal yang negatif mengenai diri sendiri.
- Cobalah untuk mengingatkan diri sendiri bahwa semua situasi yang buruk itu tidak akan berlangsung selamanya. Situasi ini terbatas serta dapat juga menimpa orang lain di beberapa titik dalam hidup mereka. Contohnya, apabila pelatih mengkritik permainan tenis Anda pada saat latihan, ingat, kritik tersebut tidaklah mengacu kepada setiap sesi latihan yang pernah Anda lakukan sebelumnya atau latihan-latihan yang akan Anda lakukan di masa mendatang. Daripada membiarkan diri tenggelam dalam kejadian masa lalu, berfokuslah pada apa yang bisa Anda lakukan sekarang untuk memperbaiki kualitas diri selanjutnya. Dengan demikian, Anda memiliki kontrol terhadap tindakan Anda, alih-alih merasa seakan-akan Anda adalah korban dari perilaku/perkataan orang lain.
- Ubah sudut pandang Anda dan susun kembali pemikiran-pemikiran negatif hingga menjadi sesuatu yang positif. Contohnya, nilai ujian Anda tidak bagus dan Anda langsung berpikir, “Saya adalah seorang pecundang. Saya tidak berharga. Saya akan gagal pada kelas ini”. Pemikiran seperti ini tidaklah adil bagi diri Anda serta tidak membantu sama sekali. Daripada berpikir seperti itu, pikirkanlah mengenai pembelajaran dari pengalaman ini: “Saya tidak mengerjakan ujian ini sebaik yang saya kira. Saya bisa bebricara dengan guru dan memintanya melihat bagian yang tidak begitu saya kuasai, lalu belajar lebih baik lagi dengan efektif untuk ujian selanjutnya.
Demikian Penjelasan Materi Tentang Borderline Personality Disorder: Pengertian, Ciri, Penyebab, Cara Mengatasi
Semoga Materinya Bermanfaat Bagi Semuanya
The post Borderline Personality Disorder first appeared on PAKDOSEN.CO.ID.
ARTIKEL PILIHAN PEMBACA :
Comments
Post a Comment