Penjelasan: Kelompok Sosial
Mungkin ada situs lain selain situs Pakdosencoid yang juga mengulas tentang Kelompok Sosial, akan tetapi berhubung Anda sudah terlanjur berada disini, maka ada baiknya jika Anda melanjutkan membaca artikel ini hingga selesai, sebab ada pepatah yang bilang; "sambil menyelam minum bir" eh air. Jadi selain mendapatkan wawasan baru Anda bisa memperoleh hal lain juga hehehe. Oke, tidak usah ngelantur sana-sini lagi, yuk langsung saja disimak penjelasannya dibawah ini.
Pembahasan Lengkap Kelompok Sosial
Selamat datang di Dosen.co.id, web digital berbagi ilmu pengetahuan. Kali ini PakDosen akan membahas tentang Kelompok Sosial? Mungkin anda pernah mendengar kata Kelompok Sosial? Disini PakDosen membahas secara rinci tentang pengertian, pengertian menurut para ahli, ciri, macam, syarat, klasifikasi, proses, fungsi, faktor dan karakteristik. Simak Penjelasan berikut secara seksama, jangan sampai ketinggalan.
Pengertian Kelompok Sosial
Kelompok sosial ialah gabungan manusia yang memiliki pemahaman bersama akan kewargaan dan saling berhubungan. Kelompok tersebut dibentuk oleh warga masyarakat, kelompok ini juga bisa membawa sikap warganya.
Pengertian Kelompok Sosial Menurut Para Ahli
Berikut ini terdapat lima pendapat dari para ahli mengenai kelompok sosial, yakni sebagai berikut:
1. Menurut Joseph S. Rouck
Menurut pendapat dari Joseph S. Rouck, kelompok sosial adalah suatu kelompok meliputi dua atau lebih manusia yang di antara mereka terdapat beberapa pola interaksi yang dapat dipahami oleh para anggotanya atau orang lain secara keseluruhan.
2. Menurut Wila Huky
Menurut pendapat dari Wila Huky, kelompok sosial adalah suatu unit yang terdiri dari dua orang atau lebih, yang saling berinteraksi atau saling berkomunikasi.
3. Menurut Oxford Dictionary Sociology 2nd Edition
Menurut pendapat dari Oxford Dictionary Sociology 2nd Edition, kelompok sosial adalah sejumlah individu, dimaknai dengan kriteria keanggotaan secara formal maupun informal, yang memiliki kesadaran bersama dan dipersatukan oleh pola interaksi yang relatif stabil.
4. Menurut Paul B. Horton
Menurut pendapat dari Paul B. Horton, kelompok sosial adalah setiap kumpulan manusia secara fisik (misalnya, sekelompok orang yang sedang menunggu bis kota).
5. Menurut Roland L. Warren
Menurut pendapat dari Roland L. Warren, kelompok sosial adalah sejumlah manusia yang berinteraksi dan memiliki pola interaksi yang dapat dipahami oleh anggotanya secara keseluruhan.
Ciri-Ciri Kelompok Sosial
Berikut ini terdapat beberapa ciri ciri dari kelompok sosial, yakni sebagai berikut:
- Memiliki hierarki sosial, setiap warganya yang memiliki status dan tugas spesifik
- Memiliki nilai yang mengelola interaksi antar warganya
- Memiliki kebutuhan bersama
- Terdapat hubungan dan korespondensi antar warganya
Macam-macam Kelompok Sosial
Berikut ini terdapat beberapa macam macam dari kelompok sosial, yakni sebagai berikut:
-
Kelompok Statistik
Ialah kelompok yang bukan lembaga, tidak mempunyai interaksi sosial dan pemahaman jenis di antaranya.
-
Kelompok Kemasyarakatan
Ialah kelompok yang mempunyai perbandingan namun tidak mempunyai lembaga dan interaksi sosial di antara warganya.
-
Kelompok Sosial
Ialah kelompok yang warganya mempunyai pemahaman jenis dan berinteraksi satu dengan yang lainnya, namun tidak tergolong dalam jalinan lembaga.
-
Kelompok Asosiasi
Ialah kelompok yang warganya memiliki pemahaman jenis dan terdapat perbandingan keperluan pribadi dan keperluan bersama.
-
Kelompok Primer
Ialah kelompok yang mempunyai sedikit warganya, walaupun tidak setiap himpunan yang warganya sedikit.
-
Kelompok Sekunder
Ialah kelompok yang mempunyai banyak warganya.
-
In-Group
Ialah semua kelompok dimana tiap individu yang menganggap menjadi warganya dan menginginkan penerimaan, kesetiaan, dan bantuan.
-
Out-Group
Ialah semua kelompok dimana tiap individu yang menganggap bukan sebagai warganya dan barangkali akan memperlihatkan rivalitas, persaingan damai dan hanya menganggap berbeda.
Syarat Kelompok Sosial
Berikut ini terdapat beberapa syarat dari kelompok sosial, yakni sebagai berikut:
- Terdapat pemahaman merupakan bagian dari himpunan yang berkepentingan
- Terdapat interaksi timbal balik antar warganya
- Terdapat aspek penambat seperti keseragaman pemikiran, keperluan dan kodrat
- Berstruktur dan beroperasi
- Memiliki sistem, peraturan dan bentuk sikap yang sama
Klasifikasi Kelompok Sosial
Dalam sosiologi terdapat berbagai klasifikasi kelompok social ditinjau dari beberapa aspek, yaitu:
1. Klasifikasi Menurut Cara Terbentuknya
Klasifikasi kelompok social menurut cara terbentuknya dapat dibedakan menjadi kelompok semu dan kelompok nyata.
-
Kelompok Semu
Kelompok semu timbul ditengah-tengah pergaulan hidup manusia, bersifat sementara, tidak mempunyai kemungkinan membentuk tradisi ataupun ikatan sebagai anggota. Kelompok semu biasa disebut khalayak ramai atau khalayak umum. Kelompok semu tidak memiliki aturan-aturan sebagai pengendali. Berikut ini adalah ciri-ciri kelompok semu:
- Tidak terencana, terjadinya tidak sengaja, sangat mendadak, atau spontan.
- Tidak terorganisir dalam suatu wadah tertentu.
- Tidak ada interaksi, tidak ada interrelasi dan tidak ada komunikasi secara terus menerus.
- Tidak ada kesadaran berkelompok.
- Kehadirannya tidak konstan.
Atas dasar ciri-ciri tersebut, kelompok semu dapat dibedakan menjadi kerumunan (crowd), massa (mass), dan publik.
1. Kerumunan (Crowd)
Kerumunan terbagi menjadi beberapa bentuk, seperti berikut ini :
- Formal audience atau khalayak penonton, bisa juga pendengar resmi merupakan kerumunan yang mempunyai suatu pusat perhatian dan persamaan tujuan, tetapi sifatnya sangat pasif. Contohnya : Penonton bioskop dan hadirin pada suatu khotbah,
- Planned expressive group adalah kerumunan yang tidak begitu mementingkan pusat perhatian, tetapi mempunyai persamaan tujuan yang tercermin dalam kegiatan kerumunan serta kepuasan yang dihasilkan. Fungsinya sebagai pelepas ketegangan-ketegangan yang dialami orang kerena pekerjannya sehari-hari. Contohnya : orang-orang yang berdansa, berpesta, dan berekreasi.
- Inconvenient causal crowds, kerumunan yang bersifat terlalu sementara yang ingin mempergunakan fasilitas-fasilitas sama. Misalnya, orang-orang antri karcis, orang-orang yang menunggu bis. Dalam kerumunan ini kehadiran orang luar menjadi halangan terhadap tercapainya maksud anggota kelompok.
- Panic causal crowds atau kerumunan panik, yaitu orang-orang dalam keadaan penik yang sedang berusaha menyelamatkan diri dari suatu bahaya. Dorongan dalam diri individu cenderung mempertinggi kepanikan.
- Spectator causal crowds atau kerumunan penonton, terjadi karena orang-orang ingin melihat suatu peristiwa tertentu. Kerumunan ini hampir sama dengan khalayak penonton, tetapi kerumunan penonton tanpa direncanakan.
- Acting lawless crowds disebut juga actings mods atau kerumunan emosional. Kerumunan ini mempunyai tujuan tertentu dengan menggunakan kekuatan fisik yang berlawanan dengan norma-norma sosial.
- Immoral lawless crowds atau kerumunan tak bermoral, yaitu segala tindakannya berlawanan dengan norma-norma pergaulan hidup, tetapi tanpa tujuan tertentu. Contohnya : orang-orang yang mabuk.
2. Massa atau Mass
Massa atau mass merupakan kelompok semu yang memiliki ciri-ciri hampir sama dengan kerumunan, tetapi kemungkinan terbentuknya disengaja dan direncanakan dengan persiapan sehingga tidak bersifat spontan. Misalnya, kelompok yang dikumpulkan untuk berdemonstrasi.
3. Publik
Publik sebagai kelompok semu mempunyai ciri-ciri terbentuknya yang hampir sama dengan massa, perbedaannya adalah publik kemungkinan terbentuknya tidak pada suatu tempat yang sama. Terbentuknya karena ada perhatian yang disatukan oleh alat-alat komunikasi, seperti radio, televisi, dan pengeras suara. Alat-alat komunikasi memungkinkan publik berkembang jauh lebih besar jumlahnya, bahkan, meliputi sebagian dunia. Namun, dengan jumlah yang membesar tidak terbatas, akibatnya perhatian publik semakin tidak tajam.
Untuk memudahkan membentuk publik, biasanya digunakan cara-cara yang berkaitan dengan nilai-nilai sosial atau kebiasaan masyarakat yang bersangkutan. Dalam penggunaan sehari-hari, kata publik biasanya disalahartikan dengan kata hadirin atau audience. Intinya hadirin adalah kelompok semu yang menempati suatu tempat yang sama sehingga mudah bertatap muka, sedangkan publik tidak harus dalam suatu tempat yang sama. Kerancuan istilah ini biasanya disebabkan kelompok semu dari salah satu bentuk kerumunan sekaligus bergabung dengan bentuk massa atau publik, misalnya kelompok yang mendengarkan pidato disuatu tempat, sekaligus pidatonya juga disiarkan melalui radio atau televisi.
2. Kelompok Nyata
Kelompok nyata mempunyai beberapa ciri khusus yang membedakannya dari kelompok semu. Sekalipun mempunyai berbagai macam bentuk, kelompok nyata mempunyai satu ciri yang sama, yaitu kehadirannya selalu konstan.
Kelompok nyata terbagi ke dalam beberapa bentuk, sebagai berikut :
- Kelompok Statistik atau Statistical Group
Kelompok statistik atau statistical group memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
- Tidak direncanakan, tidak disengaja, tetapi tidak berarti sangat mendadak atau secara spontan, melainkan sudah terbentuk dengan sendirinya.
- Tidak terhimpun dan tidak terorganisir dalam suatu wadah tertentu.
- Tidak ada interaksi, tidak ada interrelasi dan tidak ada komnikasi secara terus menerus.
- Tidak ada kesadaran berkelompok.
- Kehadirannya konstan.
Kelompok statistik biasanya terbentuk karena dijadikan saran penelitian oleh ahli-ahli statistik atau sosiolog untuk kepentingan penelitian. Orang-orang yang dikelompokkan sebagai anggota biasanya tidak sadar dimasukkan sebagai anggota kelompok nyata statistik, mereka lebih berperan sebagai objek dari pada subjek. Apabila kelompok nyata statistik ini diukur dengan kriteria yang diberikan oleh sosiologi, bahwa kelompok harus mencerminkan adanya kesadaran kelompok, interaksi dan komunikasi, maka kriteria tersebut tidak bisa diterapkan pada kelompok ini sehingga kelompok statistik tidak bisa dianggap sebagai kelompok.
Meskipun banyak ahli sosiologi tidak menganggap kelompok ini sebagai sociologically significant, tetapi pengelompokan ini akan besar manfaatnya untuk memperoleh data-data dalam suatu penelitian ilmiah yang berdasarkan statistik. Misalnya, penggolongan kelompok menjadi kelompok anak-anak, wanita dan orang tua atau penggolongan kelompok berdasarkan pemilik kendaraan bermotor, kelompok pengusaha, sesuai dengan kebutuhan suatu penelitian.
- Kelompok Sosieta atau Sosietal Group (Kelompok Kemasyarakatan)
Kelompok sosieta atau sosietal group memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
- Tidak direncanakan, tidak disengaja, terbentuk dengan sendirinya.
- Kemungkinan terhimpun dalam suatu wadah tertentu.
- Kemungkinan terjadi interaksi, interrelasi, ataupun komunikasi
- Kemungkinan terjadi kesadaran kelompok.
- Kehadirannya konstan.
Kelompok sosieta memiliki kesadaran akan adanya kesamaan jenis, seperti jenis kelamin, warna kulit, dan kesatuan tempat tinggal, tetapi belum ada kontak dan komunikasi diantara anggota dan tidak terlibat dalam organisasi Kelompok ini sadar dengan adanya unsur-unsur yang sama yang dimiliki seluruh anggota, tetapi tidak ada suatu interaksi. Dibandingkan dengan kelompok nyata statistik, kelompok sosieta anggota-anggotanya lebih berperan sebagai pelaku (subjek) dari pada objek.
- Kelompok Sosial atau Social Group
Pengamat-pengamat sosial sering menyamakan kelompok sosial dengan masyarakat dalam arti khusus. Kelompom sosial terbentuk karena adanya unsur-unsur yang sama. Kelompok sosial memiliki anggota-anggota yang berinteraksi dan melakukan komunikasi secara terus menerus. Contohnya, tetangga, kenalan, teman sepermainan, teman seperjuangan, dan teman sekota.
- Kelompok Asosiasi atau Associational Group
Kelompok ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
- Direncanakan atau sengaja dibentuk.
- Terorganisir secara nyata dalam suatu wadah.
- Adanya interaksi dan interrelasi serta komunikasi secara terus menerus.
- Adanya kesadaran kelompok yang kuat.
- Kehadirannya konstan.
Kelompok asosiasi adalah kelompok yang terorganisir dan memiliki struktur formal atau kepengurusan, seperti ketua, para staf dan para pembantunya. Didalamnya terdapat kesadaran dan kesamaan perhatian atau keinginan dan bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan tertentu sehingga tampak adanya persamaan jenis perhatian, interaksi sosial, dan struktur organisasi. Kadang-kadang tidak jelas batas-batas antara kelompok-kelompok kecil yang satu dengan lainnya yang digolongkan ke dalam kelompok asosiasi ini, misalnya perkumpulan olah raga atau kesenian dengan kesatuan angkatan bersenjata, atau partai-partai dengan badan-badan pendidikan.
2. Klasifikasi kelompok sosial menurut erat longgarnya ikatan antar anggota
Klasifikasi kelompok sosial menurut erat longgarnya ikatan antar anggota dapat dibedakan menjadi gemeinschaft dan gesellschaft. Klasifikasi ini menurut Ferdinand Tonnies:
-
Paguyuban (gemeinschaft)
Paguyuban atau gemeinschaft adalah kelompok sosial yang anggota-anggotanya memiliki ikatan batin yang murni, bersifat alamiah, dan kekal. Ciri-ciri kelompok paguyuban :
- Terdapat ikatan batin yang kuat antaranggota
- Hubungan antar anggota bersifat informal
Tipe-tipe paguyuban
- Paguyuban karena ikatan darah (gemeinschaft by blood)
Kelompok genealogis adalah kelompok yang terbentuk berdasarkan hubungan sedarah. Kelompok genealogis memiliki tingkat solidaritas yang tinggi karena adanya keyakinan tentang kesamaan nenek moyang.
Contoh: keluarga, kelompok kekerabatan.
- Paguyuban karena tempat (gemeinschaft of place)
Komunitas adalah kelompok sosial yang terbentuk berdasarkan lokalitas. Contoh: Beberapa keluarga yang berdekatan membentuk RT(Rukun Tetangga), dan selanjutnya sejumlah Rukun Tetangga membentuk RW (Rukun Warga).
Contoh: Rukun Tetangga, Rukun Warga.
- Paguyuban karena ideologi (gemeinschaft of mind)
Merupakan suatu gemeinschaft yang terdiri dari orang-orang yang walaupun tak mempunyai hubungan darah ataupun tempat tinggal tidak berdekatan ,tetapi mereka mempuyai jiwa dan pikiran yang sama, ideologi yang sama,paguyuban semacam ini biasanya ikatannya tidaklah sekuat paguyuban karena darah dan keturunan.
Contoh: partai politik berdasarkan agama
-
Gesselchaft/patembayan
Merupakan ikatan lahir yang bersifat pokok untuk waktu yang pendek, strukturnya bersifat mekanis dan sebagai suatu bentuk dalam pikiran belaka.
Contoh : ikatan antar pedagang, organisasi dalam sebuah pabrik.
Ciri-ciri kelompok patembayan :
- hubungan antaranggota bersifat formal
- memiliki orientasi ekonomi dan tidak kekal
- memperhitungkan nilai guna (utilitarian)
- lebih didasarkan pada kenyataan social
3. Klasifikasi Menurut Kualitas Hubungan Antar Anggota
-
Kelompok Primer (Primary Group)
Merupakan suatu kelompok yang hubungan antar anggotanya saling kenal mengenal dan bersifat informal.
Contoh : keluarga, kelompok sahabat, teman, teman sepermainan
-
Kelompok Sekunder (secondary Group)
Merupakan hubungan antar anggotanya bersifat formal, impersonal dan didasarkan pada asas manfaat. Contoh: ikatan sarjana sosiologi Indonesia, serikat pekerja, Persatuan Guru Replubik Indonesia
4. Klasifikasi Menurut Pencapaian Tujuan
1. Kelompok Formal
Merupakan kelompok yang memiliki peraturan-peraturan dan tugas dengan sengaja dibuat untuk mengatur hubungan antar anggotanya. Contoh : Parpol, lembaga pendidikan
2. Kelompok Informal
Merupakan kelompok sosial yang terbentuk karena pertemuan yang berulang-ulang dan memiliki kepentingan dan pengalaman yang sama. Contoh : anggota OSIS
Proses Terbentuknya Kelompok Sosial
Berikut ini adalah proses terbentuknya kelompok sosial yaitu:
Menurut Abdul Syani, terbentuknya suatu kelompok sosial karena adanya naluri manusia yang selalu ingin hidup bersama. Manusia membutuhkan komunikasi dalam membentuk kelompok, karena melalui komunikasi orang dapat mengadakan ikatan dan pengaruh psikologis secara timbal balik. Ada dua hasrat pokok manusia sehingga ia terdorong untuk hidup berkelompok, yaitu:
- Hasrat untuk bersatu dengan manusia lain di sekitarnya
- Hasrat untuk bersatu dengan situasi alam sekitarnya
Fungsi Kelompok Sosial
Berikut ini adalah fungsi dari kelompok sosial yaitu:
-
Sebagi pemenuh kebutuhan para anggotnya
Kelompok dapat mengurangi rasa ketidakamanan, ketidakpastian. Kelompok menimbulkan rasa mampu mengatasi ancaman terhadapdirinya. Tenaga kerja yang baru mudah mengatso ancaman terhadap diirmya. Tenaga kerja yang baru mudah merasa diisolasi dan memerlukan bantuan, emnginginkan kepastian. Kelompok dapat memberikan rasa kepastian pada diiri seseorang. Kelompok dapat memenuhi kebutuhan akan afiliasi dan kenginna untuk berhubungan dengan orang lain, akan rasa diperhatikan dan diterima oleh kelompok. Sekaligus tenaga kerja dapat merasakan bahwa harga dirinya diperhatikan. Kelompok juga memberikan status sosial pada dirinya. Anggota Kelompokkerja yang bertugas melaksanakan penelitian dan pengembangan bagi perusahaabbya dan telah berhasil memberikan produk-produk yang baru dan merasa mempunyai status yang dinilai tinggi dan penting.
Kelompok juga memberikan pemenuhan terhadap kebutuhan akan kekuasaan. Berdasarkan upaya yang dapat dilakukan bersama-sama dengan anggota kelompok lain timbul rasa memiliki kekuasaan tertentu untuk dapat merealisasi apa yang diinginkan kelompok. Kelompok dapat menentukan tinggi produktivitas yang diinginkan, kelompok dapat melakukan pemogokan bila dirasakan perlu, kelmpok dapat menentukan mutu dari hasil kerja mereka. Anggota kelompok merasa memiliki kekuasaan tertentu karena merasa ditunjang oleh anggota-anggota kelompok lainnya. Kebutuhan untuk berprestasi dapat ditimbulkan dan dipenuhi oleh kelompok. Kelompok dapat merangsang anggotanya untuk mencapai prestasi yang bermutu dan dapat memenuhi keingininan mereka unyuk dapat berprestasi yang tinggi.
-
Sebagai Pengembang
Dalam bekerja anggota memperoleh identitasnya dari kelompok kerjanya. Anggota kelompok kerja memperoleh identitasnya dari kelompok kerja pabrik, kelompok kerja auditor, kelompok kerja ketenagakerjaan, dan sebagainya. Identitas kelompok kerja dikembangkan berdasarkan tugas pekerjaannya untuk menunjang dan memantapakan identitas setiap anggota kelompoknya. Selanjutnya identitas anggotanya memilihara harga diri mereka.
-
Sebagai Penetap dan Penguji Kenyataan/Realitas Sosial
Melalui diskusi dengan orang lain dan pengembangan dari perspektif dan konsensus, kita dapat mengurangi ketidakpastian dalam lingkungan social kita. Jika misalnya beberapa tenaga kerja merasa bahwa penyelia mereka merupakan orang yang keras yang menuntut terlalu banyak dari tenaga kerjanya, maka pandangan ini tdapat dianggap sebagai realitas oleh anggota kelompok lainnya dan mereka dapat menentukan strategi bagaimana mereka dalam kelompok mempersepsika sesutau dan menguji sesuatu sebagai kenyataan atau realitas. Persepsi kelompok memberikan kepastian kepada para anggota kelompok lepas dari benar tidaknya, tepat tidaknya pandangan tersebut. JIka kelompok menganggap suatu keadaan sebagai nyata, maka keadaan tersebut nyata dan akan menimbulkan akibatnya yang nyata.
-
Sebagai Mekanisme Pemecahan Msalah dan Pelaksanaan Tugas
Setiap tenaga kerja dalam melaksanakan tugas pekerjaannya akan menemui kesulitan, menemui masalah yang bersifat perorangan dapat juga yang bersangkutan dengan pelaksanaan tugas oleh seluruh kelompok. Kelompok dapat membantu memecahkan masalah, yang dialamai salah seorang anggotnya, para anggota kelompok dapat saling mengisi dalam usaha dan sumbangan mereka memecahkan masalah kelompoknya. Misalnya kelompok gugus kendali mutu memecahkan masalah kelompok secara bersama-sama
Faktor Pembentuk Kelompok Sosial
Berikut ini adalah beberapa faktor pembentuk kelompok sosial yaitu:
1. Fakrot kedekatan
Pengaruh yang pertama adalah kedekatan, keterlibatan seseorang dalam suatu kelompok memang tidak dapat di ukur, dalam membentuk kelompok dengan orang-orang yang ada di sekitar kita, saat itu juga kita telah tergabung kedalam sebuah kelompok sosial. Kelompok dapat terbentuk atas susunan individu yang saling berinteraksi antar satu sama lain. Misalnya semaki dekat letak gografis antara dua orang atau lebih maka mereka akan sering berinteraksi dan bersosialisasi. Jadi kedekatan dapat meningkatkan peluang untuk saling berinteraksi lalu dapat memungkinkan terbentuknya kelompok sosial.
2. Faktor kesamaan
Pengaruh yang kedua adalah kesamaan antar anggota, telah menjadi suatu kebiasaan seorang individu lebih menyukai berinteraksi dengan individu lain yang mempunyai kesamaan yang sama. Misalnya kesamaan tersebut seperti kesamaan kepentingan, nasib, keturunan dan lain sebagainya yang sehingga dapat membentuk suatu kelompok sosial. Berikut dibawah ini penjelasannya:
- Mempunyai kesamaan kepentingan: dengan memiliki kesamaan kepentingan antar individu maka akan terbentuklah suatu kelompok yang nantinya individu-individu dalam kelompok tersebut akan saling bekerja sama untuk mencapai kepentingan tersebut.
- Mempunyai kesamaan nasib: misalnya seperti kesamaan pekerjaan, karena dengan atas dasar persamaan pekerjaan setiap individu akan membentuk kelompok sosial yang tujuannya telah ditentukan dalam kelompok tersebut.
- Mempunyai kesamaan keturunan: suatu kelompok juga dapat terbentuk atas dasar persamaan keturunan sehingga setiap anggota yang ada dalam kelompok tersebut akan berkomitmen untuk menjaga ikatan persaudaraan supaya tidak terputus.
Karakteristik Kelompok Sosial
Beberapa karakteristik kelompok sosial tersebut adalah sebagai berikut :
- Harus ada interaksi langsung antar anggota
- Anggota harus menyadari menjadi kelompok
- Merupakan kesatuan yang nyata dan dapat dibedakan dari kelompok atau kesatuan manusia yang lain.
- Memiliki struktur sosial
- Memiliki norma-norma yang mengatur hubungan diantara para anggotanya.
- Memiliki faktor pengikat.
- Adanya interaksi dan komunikasi diantara para anggotanya.
Demikian Penjelasan Materi Tentang Kelompok Sosial: Pengertian, Pengertian Menurut Para Ahli, Ciri, Macam, Syarat, Klasifikasi, Proses, Fungsi, Faktor dan Karakteristik Semoga Materinya Bermanfaat Bagi Siswa-Siswi.
The post Kelompok Sosial first appeared on PAKDOSEN.CO.ID.
ARTIKEL PILIHAN PEMBACA :
Comments
Post a Comment