Penjelasan: Makhluk Hidup
Mungkin ada situs lain selain situs Pakdosencoid yang juga mengulas tentang Makhluk Hidup, akan tetapi berhubung Anda sudah terlanjur berada disini, maka ada baiknya jika Anda melanjutkan membaca artikel ini hingga selesai, sebab ada pepatah yang bilang; "sambil menyelam minum bir" eh air. Jadi selain mendapatkan wawasan baru Anda bisa memperoleh hal lain juga hehehe. Oke, tidak usah ngelantur sana-sini lagi, yuk langsung saja disimak penjelasannya dibawah ini.
Pembahasan Lengkap Makhluk Hidup
Selamat datang di Dosen.co.id, web digital berbagi ilmu pengetahuan. Kali ini PakDosen akan membahas tentang Makhluk Hidup? Apakah kalian pernah mendengar istrilah dari Makhluk Hidup? Jangan khawatir jika kalian belum pernah mendengarnya, disini PakDosen akan membahas secara rinci tentang pengertian, ciri, klasifikasi, keanekaragaman, teori, cara, ketergantungan dan hubungan. Simak Penjelasan berikut secara seksama, jangan sampai ketinggalan.
Pengertian Makhluk Hidup
Makhluk Hidup merupakan makhluk dengan ciri-ciri kehidupan seperti bernapas, bergerak, dan berkembangbiak. Ikan, kambing, burung dan manusinya dapat bergerak, membutuhkan makanan, berkembang biak dan bernapas. Kondisi tersebut yang membedakan antara makhluk hidup dan benda mati. Sementara contoh benda mati yaitu meja, kursi, pupen, tas, buku dan lain-lain yang tidak mempunyai ciri-ciri dari makhluk hidup. Sedangkan menurut pendapat dari Kimball, makhluk hidup merupakan sesuatu yang mempunyai ciri-ciri yang paling utama yaitu berevolusi atau dengan arti lain berevolusi merupakan makhluk hidup pada umumnya serta semestinya mendapati perubahan dalam bentuk hidup. Kemudian untuk ciri yang kedua merupakan responsif ataupun mampu menerima rangsangan. Rangsangan dalam kondisi tersebut mempunyai arti yang banyak sekali, baik berupa rangsangan suara, sentuhan dan lain-lainnya.
Ciri-Ciri Makhluk Hidup
Berikut ini terdapat beberapa ciri-ciri makhluk hidup, yakni sebagai berikut:
1. Bergerak
Bergerak merupakan salah satu ciri dari makhluk hidup. Gerak manusia dan hewan terlihat jelas. Manusia dan hewan dibantu oleh alat gerak, misalnya pada manusia mempunyai tangan dan kaki. Sedangkan hewan mempunyai sayap, kaki, sirip dan silia. Tumbuhan melakukan gerakan, tapi gerakan yang tidak mudah untuk dilihat. Contoh tumbuhan putri malu yang apabila disentuh akan menutup. Daun petai cina yang menutup pada sore hari, tumbuhan tanaman selalu ke arah datangnya sinar matahari, dan bunga matahari yang selalu menghadap matahari. Gerakan tumbuhan disebabkan oleh ransangan dari luar.
2. Membutuhkan Makanan
Setiap makhluk hidup membutuhkan makanan atau nutrisi untuk mempertahankan hidupnya. Makanan dibitukan sebagai sumber energi untuk melakukan proses proses kehidupan. Cara memperoleh makanan maupun cara makan setiap makhluk hidup berbeda-beda. Tumbuhan dapat membuat makanan sendiri dengan proses fotosintesis. Hewan dan manusia memperoleh makanan dari makhluk hidup lain. Fungsi makanan untuk makhluk hidup, antara lain:
- Menimbulkan energi (tenaga).
- Pembangun tubuh (pertumbuhan) .
- Mengganti sel-sel tubuh yang rusak.
3. Bernapas (Respirasi)
Saat bernapas kita dapat merasakan terjadinya proses pemasukan udara dari luar yang mengandung oksigen dan pengeluaran udara dari dalam paru-paru. Udara yang keluar dari paru-paru mengandung karbon dioksida dan uap air. Oksigen yang kita hirup digunakan untuk oksidasi zat makanan di dalam tubuh agar diperoleh energi yang digunakan untuk aktivitas hidup. Makhluk hidup mempunyai cara dan alat pernapasan yang berbeda-beda. Manusia, mamalia, unggas, dan reptilian bernapas dengan paru-paru, sedangkan ikan bernapas dengan insang. Udara pernapasan pada tumbuhan masuk melalui lubang kecil pada seluruh bagian tumbuhan, yaitu stomata (pada daun) dan lentisel (pada batang) pada batang.
4. Tumbuh dan Berkembang
Pertumbuhan adalah proses pertambahan jumlah dan berat kering sel makhluk hidup, yang bersifat irreversible (tidak dapat kembali ke keadaan semula). Pertumbuhan pada makhluk hidup bersel satu (uniseluler) ditunjukkan dengan bertambahnya volume dan ukuran sel. Pertumbuhan pada makhluk hidup bersel banyak (multi seluler) terjadi karena jumlah sel bertambah banyak dan ukuran sel bertambah besar. Sel dapat bertambah banyak karena sel mengalami proses pembelahan. Akibat dari pertumbuhan adalah bertambah tinggi dan berat badan seorang anak, dan bertambah panjangnya ukuran batang. Selain mengalami pertumbuhan, makhluk hidup juga mengalami perkembangan. Perkembangan merupakan proses menuju kedewasaan. Perkembangan merupakan perubahan atau penyempurnaan struktur dan fungsi organ tubuh yang menyertai proses pertumbuhan, misalnya seorang anak usia 18 bulan dapat berjalan tanpa bantuan. Antara 2—3 tahun, anak telah dapat mengontrol keinginan kencing danbuang air besar. Pada usia 3 tahun anak telah dapat berbicara dengan kalimat sederhana, usia 5 tahun ke atas telah berkembang kemampuan berbicara, menulis, membaca, dan belajar bagaimana bergaul dengan orang lain.
5. Berkembang Biak
Makhluk hidup selalu berusaha untuk menjaga kelangsungan hidupnya, salah satu caranya sebagai dengan berkembang biak atau reproduksi. Dalam proses perkembangbiakan, sifat anak akan mewarisi sifat induknya. Perkembangbiakan makhluk hidup dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu secara seksual (kawin atau generatif) dan secara aseksual (tidak kawin atau vegetatif).
6. Adaptasi
Adaptasi merupakan kemampuan makhluk hidup untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungannya. Bagi makhluk hidup yang dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungannya, ia dapat hidup lebih lama dan individu sejenisnya (populasi) cenderung bertambah banyak. Tetapi bagi makhluk hidup yang tidak dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungan akan punah.
7. Iritabilita (Peka terhadap Rangsang)
Salah satu dari makhluk hidup adalah respons terhadap rangsangan. Kemampuan makhluk hidup memberi tanggapan dari adanya rasangan.
Iritabilitas hewan dan manusia menggunakan panca indera terdiri dari:
- Mata untuk melihat
- Telinga untuk mendengar
- Hidung untuk mencium
- Lidah untuk mengecap
- Kulit untuk meraba
8. Ekskresi (Pengeluaran Zat Sisa)
Oksidasi zat makanan serta pertukaran zat di dalam tubuh makhluk hidup (metabolisme) selain menghasilkan energi juga menghasilkan zat sisa yang harus dikeluarkan dari dalam tubuh. Kadar zat sisa yang tinggi jika tidak dibuang akan membahayakan tubuh. Contoh paruparu dan insang mengeluarkan CO2 dan uap air, kulit mengeluarkan keringat, dan ginjal mengeluarkan urine. Tumbuhan mengeluarkan zat sisa melalui stomata.
9. Membutuhkan Suhu
Semua makhluk hidup bertahan suhu tertentu, ikan hidup di air yang bersuhu antara 5º C sampai 30º C, untuk jenis bakteri bisa hingga suhu 80º C, sementara tumbuhan bisa hidup antara suhu 0-43º C.
Klasifikasi Makhluk Hidup
Para ahli taksonomi modern mengklasifikasikan semua makhluk hidup menjadi 6 kingdom yang meliputi, Archaebacteria, Eubacteria, Protista, Fungi, Plantae, dan Animalia.
-
Archaebacteria
Archaebacteria merupakan organisme prokariotik uniseluler yang hidup di lingkunngan anerob dengan kondisi yang ekstrem, misalnya kawah gunung berapi dan sumber air panas. Ada yang merupakan autotrof, tetapi sebagian besar merupakan heterotrof.
-
Eubacteria
Anggotanya merupakan organisme prokariotik uniseluler, meskipun ada pula yang berkoloni membentuk filamen. Bakteri termasuk organisme autotrof atau heterotrof dengan tiga bentuk dasar, yaitu bulat, batang dan spiral.
-
Protista
Ciri-ciri protista adalah eukariotik (mempunyai membran inti), uniseluler atau multiseluler (bersel banyak), dan autotrof atau heterotrof.
Kenaekaragaman Makhluk Hidup
Berikut ini adalah beberapa keragaman makhluk hidup yaitu:
1. Keanekaragaman Ekosistem
Ekosistem merupakan suatu satuan lingkungan yang terdiri atas unsur-unsur biotik (jenis-jenis makhluk hidup), faktor-faktor fisik (iklim, air, dan tanah) dan kimia (keasaman, salinitas) yang saling berinteraksi satu sama lainnya. Ekosistem terdiri atas perpaduan berbagai jenis, kondisi lingkungan fisik dan kimia yang beraneka ragam. Oleh karena itu, jika susunan komponen jenis dan susunan faktor fisik serta kimianya berbeda, ekosistem yang dihasilkanpun akan berbeda. Ekosistem yang satu dengan ekosistem yang lain tidak mungkin akan tersusun dari organisme-organisme yang sama serta unsur-unsur kimia yang sama pula. Dengan demikian, suatu tipe ekosistem tertentu akan terdiri atas kombinasi organisme dan unsur lingkungan yang khas, yang berbeda dengan susunan kombinasi ekosistem yang lain.
2. Kenaekaragaman Jenis
Jenis merupakan satuan organisme yang dapat dikenal dari bentuk dan penampilannya yang terdiri atas pengelompokan populasi dan bagian individu yang mampu salin berkawin sesamanya secara bebas (tetapi tidak dapat melakukannya dengan jenis lain), untuk menghasilkan keturunan yang menyerupai tetuanya. Untuk kelompok individu yang tidak berkembang biak secara kawin, misalnya pada kebanyakan jenis mikrobia batasan jenis ditentukan oleh kemampuannya dalam menduduki relung yang sama. Jenis terbentuk dari kesesuaian kandungan genetik yang mengatur sifat-sifat kebakaan dengan lingkungan tampat hidupnya. Karena lingkungan tempat hidup jenis beraneka ragam, maka jenis yang dihasilkan akan beraneka ragam pula. Pada umumnya proses terjadinya jenis berlangsung secara perlahan-lahan dan dapat memakan waktu ribuan tahun. Proses ini berlangsung melalui perubahan penyesuaian atau evolusi jenis lain yang sudah ada sebelumnya. Dalam waktu yang sangat lama proses evolusi telah membentuk jutaan jenis yang berbeda-beda. Proses ini mengakibatkan terdapatnya keterkaitan antara jenis yang satu dengan jenis yang lainnya. Keterkaitan inilah yang dikenal dengan kekerabatan.
3. Keanekaragaman Genetik
Setiap jenis, umumnya terdiri dari beberapa populasi, yang tersusun dari sekumpulan individu yang banyak sekali jumlahnya. Seluruh warga suatu jenis memiliki kerangka dasar komponen genetik yang sama. Akan tetapi setiap kerangka dasar tadi tersusun oleh ribuan faktor pengatur kebakaan. Faktor inilah yang menentukan apakah suatu bibit jagung berbiji putih, kuning, merah, ungu atau lainnya, atau apakah seekor ayam akan berbulu hitam, coklat, putih, abu-abu atau totol. Untuk setiap sifat yang nampak tadi, atau juga yang tidak jelas terlihat, akan ada satu faktor pengaturnya yang disebuut gen. Sekalipun individu-individu suatu jenis memiliki kerangka dasar komponen genetik yang sama, setiap individu ternyata memiliki komponen faktor yang berbeda-beda bergantung peda penurunnya.
Susunan perangkat faktor genetik ini menentukan sifat yang disandang individu yang bersangkutan. Keanekaragaman genetik suatu jenis ditentukan oleh keanekaragaman susunan faktor genetik yang terkandung dalam jenis yang bersangkutan. Jadi, masing-masing individu dalam suatu jenis mempunyai susunan faktor genetik yang tidak sama dengan susunan genetik individu yang lain, meskipun dalam jenis yang sama. Selain ditentukan oleh faktor genetiknya, sifat yang terlihat dari luar pada masing-masing individu, ditentukan pula oleh keadaan lingkungan atau perpaduan keduanya. Dua individu yang mempunya susunan genetik yang sama akan menunjukkan sifat luar yang sangat berbeda. Jika masing-masing lingkungan hidupnya sangat berbeda. Sebaliknya dua individu yang memiliki susunan genetik yang berbeda boleh jadi akan menunjukkan beberapa sifat luar yang mirip bila keduanya hidup dalam lingkungan yang sama.
Teori Makhluk Hidup
Secara umum Teori asal usul makhluk hidup antara lain:
-
Teori Abiogenesis
Pemuka paham ini adalah seorang bangsa Yunani, yaitu Aristoteles (394-322 sebelum masehi). Teorinya mengatakan kalau makhluk hidup yang pertama menghuni bumi ini adalah berasal dari benda mati. Timbulnya makhluk hidup pertama itu terjadi secara spontan karena adanya gaya hidup. Oleh karena itu paham abiogenesis disebut juga paham generatio spontanea. Pada pertengahan abad ke-17 paham ini seolah-olah diperkuat oleh antonie van Leeuweunhoek, seorang bangsa Belanda. Dia menemukan mikroskop sederhana yang dapat digunakan untuk melihat jentik-jentik (makhluk hidup) amat kecil pada setetes rendaman air jerami. Leeuweunhoek menemukan jentik-jentik tersebut dari air sehingga ditafsirkan sebagai pendukung abiogenesis.
-
Teori Biogenesis
Setelah bertahan cukup lama, paham abiogenesis mulai diragukan. Beberapa ahli kemudian mengemukakan paham biogenesis.
-
Teori Cosmozoic
Teori ini menyatakan makhluk hidup berasal dari “spora kehidupan” yang berasal dari ruang angkasa. Teori ini mengemukakan bahwa kehidupan di bumi diperkirakan berasal dari ruang angkasa. Hal yang mendasari teori ini adalah peyelidikan bahwa bahan yang terdapat pada batu meteor maupun vartu komet yang jatuh ke bumi mengandung banyak molekul organic sederhana , misalnya cyanogens , asam hidrocyanida.molekul-molekul organic tersebut tatkala jatuh ke bumi menjadi benih kehidupan. Menurut teori ini bukan hanya di bumi saja yang timbul kehidupan. Kehidupan dapat timbul sekali atau beberapa kali di berbagai bagian galaksi dalam waktu yang berbeda.
-
Penciptaan ( Special Creation)
Teori ini menyatakan bahwa makhluk hidup diciptakan oleh tuhan seperti apa adanya. Teori ini mengemukakan bahwa kehidupan yang ada di planet diciptakan oleh Tuhan.Bumi yang dicipta Tuhan pada masa lalu sampai sekarang mempunyai ciri yang tidak berubah.Mereka mengungkapkan teori ini berdasarkan atas kejadian-kejadian gaib yang pernah dilihatnya. Kejadian gaib tersebut dianggap sebagai ciptaan Tuhan, seperti halnya bumi dan kehidupan yang ada di didalamnya juga diciptakan oleh-Nya.
-
Teori evolusi kimia
Ketidakpuasan para Ilmuwan terhadap apa yang dikemukakan para tokoh teori Abiogenesis maupun Biogenesis mendorong para Ilmuwan lain untuk terus mengadakan penelitian tentang asal usul kehidupan. Antara pakar-pakar tersebut antara lain: Harold Urey, Stanley Miller, dan A.I.Oparin. Mereka berpendapat bahwa organisme terbentuk pertama kali di bumi ini berupa makhluk bersel satu. Selanjutnya makhluk tersebut mengalami evolusi menjadi berbagai jenis makhluk hidup seperti Protozoa, Porifera, Coelenterata, Mollusca, dan lain-lain. Teori evolusi kimia ini diawali dengan teori terbentuknya bumi dan planet – planet lain. Teori tersebut diantaranya teori kabut asal ( nebula) dan teori dentuman besar (big bang). Teori nebula menyatakan bahwa bermiliar tahun yang lalu bintang – bintang di angkasa dalam keadaan tidak stabil sehingga meledak.Debu dan gas hasil ledakannya kemudian membentuk kabut asal (nebula).Kabut ini kemudian memadat lalu meledak dengan dentuman besar (big bang).Hasil dari ledakan besar tersebut berupa bintang dan planet termasuk bumi.
Semula bumi diperkirakan berupa gumpalan gas dan debu yang tersusun dari berbagai unsur seperti oksigen(O2), nitrogen (N2), karbon, silicon, besi, nikel, dan aluminium. Unsure – unsure tersebut kemudian mencair. Adapun usur yang lebih berat mengendap dan unsur yang ringan akan membentuk atmosfer. Kondisi saat itu diperkirakan amat panas dengan suhu 40.000°C – 80.000°C.ketika mulai mendingin, karbon dan beberapa logam mengembun dan membentuk inti bumi, sedangkan permukaannya diperkirakan gersang, tandus dan tidak datar. Oleh karena adanya kegiatan vulkanik, permukaan bumi yang masih lunak itu bergerak dan berkerut terus menerus sehingga saat kulit bumi menjadi dingin akan tampak berlipat dan pecah. Pada saat itu, kondisi atmosfer bumi juga berbeda denagn kondisi saat ini. Gas-gas ringan seperti Hidrogen (H2), Nitrogen (N2), Oksigen (O2), Helium (He), dan Argon (Ar) lepas meninggalkan bumi kerena gaya gravitasi bumi tidak mampu manahannya. Namun senaywa-senyawa sederhana yang mengandung unsure-unsur tersebut, seperti uap air (H2O), Amonia (NH3), Metana (CH4), dan Karbondioksida (CO2).
Senyawa sederhana tersebut tetap berbentuk uap dan tertahan dilapisan atas atmosfer. Ketika suhu atmosfer turun sekitar 1000°C berlangsunglah proses pendinginan. Akibatnya, air di atmosfer mengembun dan hujan turun, akhirnya terbentuklah sungai yang mengandung mineral mengalir dari lapisan bumi menuju ke laut. Pada tahun 1920-an, Oparin dan Haldane mengajukan hipotesis bahwa atmosfer bumi pada zaman purba dapat menyintesis senyawa organik dari molekul nonorganik purba seprti metana (CH4), ammonia(NH3), hindrogen(H2), dan air (H2O) dengan bantuan energi yang ada pada saat itu, seperti energy panas bumi, sinar matahri, sinar ultraviolet, sinar kosmis, maupun loncatan petir. Hasil sintesis tersebut berupa molekul – molekul organik yang terkumpul di atas permukaan perairan seperti sungai, laut, dan danau.Kumpulan molekul – molekul organik tersebut dinamakan sup purba (sup primodial).Dari sinilah diperkirakan tempat kehidupan pertama kali muncul. Namun , Oparin dalam hipotesisinya tetap berpendapat bahwa sangat sulit mempertimbangkan mekanisme transformasimolekul organic sebagai benda tak hidup menjadi makhluk hidup.
Cara Pemberian Nama Makhluk Hidup
- Nama makhluk hidup terdiri dari atas dua kata (umumnya bahasa latin atau yang dilatinkan).
- Kata pertama menunjukkan Marga (genus) yang diawali dengan huruf besar, sedangkan kata kedua menunjukkan jenis yang diawali dengan huruf kecil.
- Penulisan dua kata selalu digarisbawahi atau di cetak tebal/miring.
Ketergantungan Antara Makhluk Hidup
Kehidupan makhluk hidup sangat bergantung kepada komponen makhluk tidak hidup atau factor fisik, misalnya dalam memperoleh makanan. Makhluk hidup memperoleh makanan dari alam dan penyebarannya pun dikendalikan oleh toleransinya terhadap kondisi lingkungan. Aktifitas makhluk hidup atau komponen biotik juga mempengaruhi lingkungan fisik atau komponen abiotic.
Contoh dimana aktivitas makhluk hidup mempengaruhi lingkungan fisik yaitu sebagai berikut :
- Oksigen yang berada diudara adalah hasil fotosintesis tumbuh – tumbuhan. Dan menghasilkan oksigen ke air dan udara.
- Akibat asam yang dikeluarkan oleh jamur dapat melarutkan mineral yang ada dalam tanah,sahingga mempercepat hancurnya batu-batuan. Terbentuknya tanah dari batuan antara lain seperti akibat hewan penggali tanah, sepwrti cacing, kepiting,serangga-serangga tanah dan lainnya. Jadi tumbuhan-tumbuhan memegang peranan penting dalam pembentukan sifat-sifat tanah.
- Secara tidak langsung daerah yang terkena gempa dan angina rebut, susunan dan sifat-sifat tanahnya akan berubah sebagai akibat banyaknya pembentukan tumbuh-tumbuhan yang tumbang dan pembusukan bangkai-bangkai hewan yang mati.
Dalam ekosistem terdapat 3 piramida ekologi, yaitu :
- Piramida jumlah yang artinya melukiskan jumlah individu yang membentuknya. Dasar dari piramida jumlah ini adalah semua organisme autotrof yang dapat membuat makanannya sendiri dengan jalan fotosintesis. Dalam piramida ini harus lebih banyak invidunya dari tingkat diatas-atasnya.
- Piramida biomasa dapat memberikan gambaran yang lebih jelas tentang hubungan tingkat-tingkat pada jaring-jaring makanan yang ada. Sebab apabila jumlah berat kering organisme dari tiap tingkat trofik dilukiskan, maka akan diperoleh bentuk piramida yang sesungguhnya. Jadi piramida biomasa digambarkan dalam satuan berat kering persatuan luas atau dihitung dalam kilogram atau gram/m2.
- Piramida energi memberikan gambaran yang terbaik tentang sifat fungsional dari komunitas, karena jumlah dan berat organisme dapat ditunjang pada setiap tingkat tergantung pada setiap energy yang dihasilkan dan digunakan. Piramida energi dihitung dalam kalori per satuan luas per tahun atau kal/m2/tahun. Pada piramida energi akan diketahui bahwa beberapa organisme produsen mungkin jumlah biomas yang dimilikinya lebih sedikit, tetapi jumlah energi yang dihasilkan dan diberikan kepada konsumen itu lebih tinggi dari produsennya.
Hubungan Antara Makhluk Hidup
Berikut ini adalah hubungan antara makhluk hidup yaitu:
1. Simbiosis Mutualisme
Kamu tentu pernah melihat seekor lebah yang sedang hinggap di atas bunga untuk menghisap madu. Pada waktu lebah hinggap di bunga kaki-kaki lebah menyentuh serbuk sari bunga sehingga kaki yang ditempeli serbuk sari tersebut akan menempel pada putik apabila lebah bergerak di sekitar bunga. Serbuk sari kemudian bertemu dengan putik maka terjadilah penyerbukan. Setelah terjadi proses penyerbukan maka terjadilah proses pembuahan. Kerjasama yang terjadi antara bunga dan lebah ini disebut simbiosis mutualisme. Contoh lainnya adalah burung jalak yang memakan kutu di punggung kerbau.
2. Simbiosis Parasitisme
Ada kalanya hubungan antarmakhluk yang satu diuntungkan dan yang lainnya dirugikan. Pernahkah kalian melihat tanaman tali putri melilit pada tanaman pagar? Bagaimanakah keadaan induk tanaman tersebut? Apakah mereka dapat tumbuh subur? Dapatkah kamu menjelaskannya? Hubungan antar makhluk hidup yang salah satunya dirugikan disebut simbiosis parasitisme. Contoh lainnya dapat kamu temukan pada pohon mangga yang ditempeli benalu. Benalu termasuk tumbuhan parasit, benalu hidup pada tumbuhan atau makhluk hidup lain sehingga merugikan makhluk hidup yang ditumpanginya. Tumbuhan yang ditumpangi benalu disebut tumbuhan inang. Hubungan bunga reflesia dan tumbuhan inangnya juga hanya menguntungkan bunga reflesia, sedangkan tumbuhan inangnya dirugikan. Bunga reflesia mengisap makanan yang dibua tumbuhan inangnya. Akibatnya bunga reflesia tumbuh subur, sedangkan tumbuhan inang lama-kelamaan akan mati.
3. Simbiosis Komensalisme
Hubungan antarmakhluk hidup dimana yang satu diuntungkan sedang yang lainnya tidak diuntungkan atau dirugikan disebut simbiosis komensalisme. Misalnya ikan hiu dengan ikan remora. Pada saat ikan hiu memperoleh makanan sisa-sisa makanan tersebut dimakan oleh ikan remora. Ikan remora mendapatkan keuntungan dari ikan hiu. Sedangkan ikan hiu tidak dirugikan dengan keberadaan ikan remora. Hubungan antara anemon laut dan ikan badut terjadi di laut. Anemon laut adalah hewan laut yang tampak seperti tumbuhan bercabang banyak. Ikan badut memanfaatkan tubuh anemon lautsebagai tempat persembunyiannya. Ikan badut dapat segera bersembunyi diantara tubuh anemon laut ssat menghindari musuhnya. Ikan badut beruntung karena selamat dari kejaran mesuh, sedangkan anemon laut tidak diuntungkan ataupun dirugikan.
Demikian Penjelasan Materi Tentang Makhluk Hidup: Pengertian, Ciri, Klasifikasi, Keanekaragaman, Teori, Cara, Ketergantungan dan Hubungan Semoga Materinya Bermanfaat Bagi Siswa-Siswi.
The post Makhluk Hidup first appeared on PAKDOSEN.CO.ID.
ARTIKEL PILIHAN PEMBACA :
Comments
Post a Comment